LUKISAN RINDU DI PANDAKIAN
Cerpen ini menceritakan kisah beberapa tahun silam dan berlatarkan
Jarak rumah “Aku” dengan kontrakan “Kamu” yang hanya berbatas tiga rumah, membuat “Aku” hafal dengan rutinitas keseharian “Kamu”. “Aku” selalu mengintai kebiasaan “Kamu” sebelum berangkat ke pandakian di lereng dari balik kain jendela kamarnya.
Setahun berlalu, “Aku” kembali mengikuti tes masuk perguruan tinggi di
Waktu terus bergulir, setahun menjelang “Aku” tamat, perubahan terjadi. “Kamu” harus melepaskan masa lajangnya sebagai laki-laki yang tak berani merantau lebih jauh. Menunggu “Aku” yang masih kuliah sudah menjadi hal yang tidak mungkin. Akhirnya, “Kamu” memilih anak pemilik rumah kontrakan yang dia tinggali sebagai pelabuhan masa lajangnya. Betapa hancur perasaan “Aku” mendengar semua itu, seperti bukit yang mau runtuh.
“Aku” mencoba untuk menghindari kenyataan itu. Tujuh tahun lamanya, ia tak pulang-pulang. Sampai akhirnya pada hari raya “Aku” pulang, ini menjadi awal hidup baru baginya. Namun, sebelum ia memulai hidup barunya dan harus melupakan semuanya, ia mencoba tuk mengenang masa-masa beberapa tahun silam. Masa ketika ia sering bersama dengan “Kamu”. Masa-masa indah yang kini tinggal kenangan. Di malam itu, pilih sudut di bawah batang mahoni yang menghadap kerumah “Kamu”, untuk mengingat kembali semua kenangan yang pernah terajut. Kemudian melupakannya, melupakan lukisan rindu di pandakian, tempat mereka berpapasan.
Hingga keesokan harinya, iapun pamit. Untuk pergi bersama laki-laki yang telah menikahinya tiga hari yang lalu, yang akan membawanya pergi ke
Tidak ada komentar:
Posting Komentar